Sunday, December 13, 2009

Drama King

Entah kenapa sepertinya kebanyakan orang atau setidaknya orang-orang yang pernah saya amati, gemar untuk mengeksplorasi sisi gelapnya. Dari mana saya mendapatkan pandangan seperti ini? Ya jelas dari karya-karya mereka...

"Wah ini video bikinan temen gue nih, hebat juga dia bisa jadi finalis." ucap seorang teman.
"Tentang apaan tuh?" tanya saya.

Belum sempat teman saya menjawab dengan seketika saya yang baru melihat sekelibatan langsung menyambar.

"Isinya gloomy2 gitu ya, nuansa gelap amat..."

Teman saya pun mengiyakan dan dari situlah pendapat yang saya lontarkan di atas bermulai.

Saya kemudian seperti berpikir ke dalam diri saya, tidak ke orang lain. Karena setelah dipikir-pikir, saya pun seperti apa yang saya lontarkan, gemar bermain-main di daerah yang gelap.

Dahulu ketika waktu-waktu awal saya bekerja untuk pertama kalinya, seorang teman pernah mengungkapkan hal yang kurang lebih serupa.

"Wah waktu dulu si editor yang edit tulisan loe ngomong sesuatu tentang loe gara-gara tulisan loe... dia bilang, 'Wah ini temen loe sama kaya gue nih. Tulisannya gelap amat. Ceritanya juga gelap bener. Sama kaya gue dulu.' Gitu katanya."

Saya pun tidak berasa sendirian di dunia ini.

Entah kenapa saya memang bisa lebih lepas dan bermain-main jauh dengan khayalan kegelapan saya. Mendramatisir keadaan-keadaan yang negatif. Membesar-besarkan penderitaan. Meluluh lantahkan kesenangan dan senyuman. Pokoknya kalau digambar di kanvas itu tulisan-tulisan saya, warna yang dominan ada gelap, bisa jadi hitam, merah gelap, dan sedikit saja goresan putih atau kuning.

Baru saja saya melihat status seorang kawan di sebuah situs pertemanan. Dia menuliskan sesuatu yang berbau gelap tapi tidak sesangar gelapnya musik metal. Dia tuliskan bagaimana hidup yang cukup sengsara dengan ditutupi oleh fisik yang gembira.

Ya! Saya pernah menuliskan hal-hal yang seperti itu. Persis seperti itu. Lagi-lagi hal yang berbau kegelapan tapi dalam hal ini bumbui dengan tema percintaan.

Terus, beberapa hari yang lalu setelah lama saya tidak menulis, beneran menulis pake tangan, saya kembali menuliskan sesuatu yang negatif, berbau kesedihan. Mungkin karena topik yang dilemparkan juga berbau negatif, kehilangan.

Kalau sudah gitu sih, ya mau ga mau kan saya menuliskan topik kehilangan dengan amat teramat sedih dan negatif. Padahal kalau dipikir-pikir topik kehilangan itu bisa saja dikembangkan menjadi sesuatu yang positif.

Dan benar saja. Ternyata si penggagas acara wednesday writer ini memang bermaksud seperti itu. Bahwa tidak semua kehilangan akan berbau negatif, kesedihan dan lain-lainnya. Bisa saja sesuatu yang menyenangkan seperti kehilangan penyakit, kehilangan mobil rongsokan dapetin mobil baru.

Nah hal-hal yang saya sebutkan diatas berimbas pada pekerjaan saya. Pekerjaan yang mengharuskan saya untuk menyampaikan sesuatu yang positif. Tidak jarang hasil dari khayalan saya masih berbau negatif dan secara tidak sadar, atau saya yang malas menghayal lagi, langsung saja saya tuliskan di selembar kertas.

Hasilnya... pekerjaan saya ditolak oleh sang klien.

"Ini kan iklan, harus yang berbau yang positif-positif gitu ya... jangan ada yang iri-iri gini. lebih ke yang heboh menyenangkan aja..."

Huuuh... ternyata dua-dua materi yang saya ajukan gak ada satu acan yang nempel di hati si klien.

Ya sudah... Emang udah saatnya nih saya menghilangkan segala ke-gloomy-an, kesok-darkside-an saya dan segala embel-embel yang berbau seperti itu demi kemajuan pekerjaan saya. Sudah saatnya saya menghentikan peranan "Drama King" dalam diri saya.

Ahuehuyheuhuy.....!!!!

1 comment:

gogoporen said...

Zombie zombie an ga gelap kan? huaehaeheau