Friday, September 18, 2009

Bir Iya Babi Engga

Lebaran sebentar lagi dan apakah saya sudah menjalankan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya? Saya sih berharap iya. Namun, tidak tahu juga.

Seorang kenalan tadi bertanya kepada saya perihal bulan puasa ini.

"Gimana puasa udah ada yang batal belom?" tanya dia.
"Belom mas..." jawab saya.
"Alhamdulillah yah."
"Ya ga tahu juga sih mas. Kalo gak makan dan gak minum sih enggak..."
"Ya kalo perkara itu sih enggak ada yang tahu."

Dari percakapan singkat tersebut, saya kemudian sedikit merenung. Mungkin saja puasa yang saya jalankan ini belum benar-benar terlaksana dengan baik. Namun, kalau boleh saya mengajukan pembenaran, setidaknya saya sudah berusaha untuk menjalankan apa yang saya tahu tentang puasa. Beberapa rukun puasa yang saya harap saya lakukan dengan baik.

Katanya sih, seharusnya orang itu setelah lebaran atau setelah menjalani bulan Ramadhan akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Nah bagaimana dengan saya?

Sejujurnya saya masih begitu-begitu saja. Masih banyak hal-hal yang saya langgar dan masih banyak juga hal-hal yang saya anggap benar, dengan segala dalih, untuk saya lakukan. Walaupun begitu, saya masih tetap merasa ada juga perubahan yang saya jalani menuju ke arah yang lebih baik, biar sedikit.

Keyakinan saya adalah semua orang dapat berubah begitu juga dengan saya. Hanya yang menjadi permasalahan dalam diri saya adalah kesulitan untuk berubah 180 derajat. Saya merasa hal ini lumrah, karena ya memang sulit tapi bukannya tidak bisa untuk dilakukan.

Seperti halnya apa yang dilakukan oleh seorang teman saya.

Teman saya ini, waktu kecilnya bandel bukan main. Sampai-sampai seluruh teman-teman saya yang mengenal dia di masa kecil pun menyetujui pernyataan ini. Segala macam hal mulai dari aksi mengintimidasi ala anak kecil sampai hal-hal yang berbau porno dan melecehkan. Namun, satu hal yang cukup membuat teman-teman saya terperangah adalah ketika dia ijin untuk melaksanakan shalat.

"Haah??? Lo shalat nih sekarang?" tanya seorang teman.

Teman saya yang terkenal bandel itu pun membalas dengan tersenyum tanpa memberikan penjelasan apa-apa dan dengan santai tetap melaksanakan shalat meskipun mendapat tanggapan yang berbau seperti cibiran tersebut.

Ya orang dapat berubah walaupun sedikit demi sedikit karena setelah itu kami kembali bercanda menjurus ke arah pornografi dan bahkan prostitusi. Ada yang bilang 'jadi gak usah pake gelang', 'jadi calon istri loe yang nomer berapa nih' hingga 'jadi anak-anak loe semuanya kesebar di kota nih'. Mendengar hal itu kami semua hanya bisa tertawa karena menganggap semua itu adalah sebuah bahan canda.

Saya berharap saya dapat meminimilasir kesalahan, ketidak-benaran, ketidak-patuhan dalam hidup saya. Karena terkadang saya suka tersindir sendiri ketika seseorang bertanya kepada saya...

"Ini babi loh... Loe gak makan babi kan?"
"Enggak lah babi kan haram." jawab saya.
"Lah bukannya loe pernah minum-minum?"
"Nah kalo minum bir iya tapi makan babi engga."

2 comments:

Kadek said...

padahal babi enak loooh. candaaa, ga. hehehe

naremaru said...

bahahaha jeg..gw nulis hal yg sama jg plis cek http://naremaru.blogspot.com/2008_12_01_archive.html