Sunday, July 26, 2009

Luar Rapuh Dalem Rapuh

Bagaimana caranya biar seseorang dapat diingat oleh banyak orang?

Kalau di pandangan saya sih ada dua jawaban. Pertama, bikin sesuatu yang hebat luar-biasa-canggihnya. Lalu yang kedua adalah punya karakter diri yang kuat-bak baja tekbal-perkasa bak tembok China.

Lalu apakah saya sudah dapat diingat oleh banyak orang?

Jawabannya kalau dipikir-pikir sih belum. Alasannya ya karena dua hal di atas juga. Saya belum bikin sesuatu yang wah-ciamiknya dan saya rasa karakter saya belum sekuat tembok China. Untuk kedua alasan tersebut saya bilang belum lho, bukan tidak. Jadi ada kemungkinan nanti saya bisa bikin sesuatu yang hebat-ciamik-dahsyat apa adanya. Amin.

Saat ini saya sedang berusaha membuat karakter-karakter untuk naskah kacangan saya dan karena itu pula saya lebih memilih untuk mengeluarkan unek-unek tentang alasan kedua ketimbang alasan pertama.

Saya bingung? Jelas iya. Hal ini disebabkan karena ya saya sendiri merasa belum memiliki sebuah karakter yang kuat. Bagaimana bisa saya bisa melahirkan karakter-karakter jika saya sendiri masih yaa...

Saya memiliki beberapa teman yang memiliki karakter yang sangat kuat. Kuat disini bukan cuman kuat fisik dan macam-macamnya. Tapi sifat dan sikap serta pemikiran yang ada pada diri seseorang. Begitu juga dengan karakter beberapa teman saya ini.

"Lo emang kenapa? Kok putus sama dia." tanya seorang teman.
"Wah udah ga bisa deh. Ini udah masalah prinsip." jawabnya.

Beuh! putus karena masalah prinsip. Saya rasa itu adalah salah satu contoh orang dengan karakter yang kuat. Ya, setidaknya kekerasan hati dan pemikirannya dapat dikatakan kuat. Padahal waktu itu saya dan teman saya itu masih duduk di bangku SMA lho...

Jadi terlintas pembicaraan beberapa waktu yang lalu dengan salah seorang teman di messenger. Kala itu saya sedang berbicara tentang ajang festival rock yang akan diadakan beberapa saat lagi. Setelah mengetahui bahwa nanti akan ada Mr. Big, saya langsung teringat oleh salah satu teman saya lagi yang menurut saya juga berkarakter kuat.

"Yang bener lu mereka reunian? Kalo gitu gua mesti bilang ke Agus--nama disamarkan dong--BS nih." ujar saya.
"Agus BS siapa lih?" ungkapnya.
"Lah emang lo ga tahu? Gak pernah denger?
"Engga. Engga pernah denger gua."
"Kata BS itu yang awalnya dari dia lih."
"Ah yang bener lu??"

Setelah saya menjelaskan secara rinci tentang siapa itu Agus BS, teman saya langsung menyadari keberadaannya. Karakter orang yang kami bicarakan itu, menurut saya cukup kuat. Pasalnya, ya karena tadi itu, karena karakter dia itu asal muasal kata BS atau yang dikenal sebagai Bullshit alias Bokis jadi. Kalau teman saya yang satu itu sudah bicara, wuiih fantasinya liar kemana-mana.

Sudah gitu, jika ia menyanyikan lagu, ia pasti menyanyikannya dengan sangat detail. Mulai dari Intro, Chorus, sampai Outro. Detail dalam arti kata sangat amat detail, sampai lengkingan gitar melodi pada saat melodi gitar di lagu tersebut muncul pun ia dengungkan. Entah kenapa, ia sangat-sangat menikmati saat-saat ia menyanyikan lagu--paling gila adalah lagu-lagunya Bon Jovi dan Mr. Big--dan ia tidak peduli dengan orang disebelahnya merasa terganggu atau tidak.

Sangking kuatnya karakter teman saya ini, sampai-sampai orang yang berada disampingnya pun terkena julukan BS, Budi--nama disamarkan lagi euy--BS.

Kalau saya mana bisa seperti itu. Saya hanya bisa diam kalau bertemu orang banyak. Bagaimana bisa diingat ya kalau gitu, tapi ya tidak apa-apa juga, karena tidak terlalu penting juga. Bagi saya diingat oleh orang-orang terdekat sangatlah cukup. Saya rasa dengan berisiknya seseorang, maka seseorang tersebut juga dapat mudah diingat oleh orang lain. Seperti halnya teman saya yang satu ini.

"Wah lu jangan suruh dia diem deh. Kalo dia diem bisa mati dia. Orang kerjanya cuman ngomong mulu ga berenti-berenti." saran teman saya.

Memang benar saya memiliki seorang teman yang berbicaranya tidak habis-habis. Sudah gitu bila dia berbicara, pasti dia berbicara dengan nada yang lantang serta gaya yang luar biasa menggebu-gebu. Saya pun mengingat dia seperti itu layaknya orang lain mengingat dia sebagai orang yang berisik!

Dan itu lah yang menurut saya seseorang dengan karakter yang kuat dan mudah diingat oleh banyak orang. Kalau saya mah belum dekat dari hal itu. Satu hal lagi. Menurut saya karakter yang kuat itu harus 100% maksimal. Tidak setengah-setengah, menurut hemat saya lho ini.

Nah kalau dipikir-pikir begitu lah saya, setengah-setengah. Walaupun saya diam, bukan berarti saya tidak pernah berkata-kata. Mungkin karena ini pula saya semakin tidak mudah diingat, karakternya setengah-setengah.

Saya pernah mengeluarkan kata-kata. Saya pernah mengeluarkan kalimat ejekan. Saya pernah berbicara dengan orang banyak, tapi ya ga banyak-banyak. Saya hanya bisa bicara ketika keadaan yang tidak begitu ramai. Dan itulah yang saya maksud setengah-setengah. Sehaursnya saya kalau mau diam yang diam 100% maksimal!!!

Saya berkarakter setengah-setengah... hal ini sempat terlintas dalam pikiran saya ketika saya dan seorang teman, yang memiliki karakter 100% maksimal, sedang berlari sambil bercakap-cakap di Gelora Bung Karno.

"Temen lu tuh, udah jadian, udah tahu belom lu?" ungkap seorang teman.
"Oooh akhirnya jadian." jawab saya
"Iya, mana dia minta ijin dulu lagi sama mantannya--yang teman kami juga."
"Hahaha yang bener lu??"
"Iya bener. Gitu-gitu dia sebenernya orang yang rapuh lagi. Luarnya doang yang kayanya kuat padahal mah dalemnya mehul."
"Iya, masih mending lu ya. Luar rapuh dalem juga rapuh."
"Sialan luh!" tanggap teman saya sembari tersenyum mengakui.

No comments: